FKIK Kunjungi Desa Bajo, Blora

UKSW dan Pemerintah Kabupaten Blora memiliki kesepakatan kerjasama dalam bidang tridarma perguruan tinggi. Salah satu bentuk kerjasamanya adalah pelibatan dosen dan mahasiswa untuk meneliti dan membuat produk inovasi untuk masyarakat. UKSW mendapat penugasan di Desa Bajo, Kecamatan Kedung Tuban, Kabupaten Blora.

Senin, 14 Oktober Dekan FKIK menugaskan 5 dosen FKIK untuk melalukan surve lapangan di Desa Bajo. Survey awal ini  bertujuan untuk mendapat gambaran demografi desa, permasalahan di masyarakat, serta potensi lokal yang bisa dikemangkan.

Dosen dari Program Studi Keperawatan, Chaterine Natawirarindri dan Surtania bergerak untuk mencari informasi di bidang kesehatan. Mereka mengunjungi Fasilitas Kesehatan seperti Puskesmas dan Posyandu. Mereka juga secara khusus mewawancari tenaga kesehatan desa yakni bidan.

Dari survey yang dilalukan oleh Chaterine dan Surtania diperoleh informasi tentang data stunting, penyakit menular dan tidak menuar, berikut juga dengan layanan kesehatan di sana. Selain itu juga dilihat perilaku pola hidup sehat masyarakatnya, dan bagaimana upaya pengobatan secara modern ataupun tradisionalnya. Dari survey ini akan dijadikan landasan untuk kegiatan di sana, salah satunya adalah promosi kesehatan dalan upaya intervensi pencegahan dan penularan penyakit.

Kukuh Pambuka Putra, dosen dari PJKR mencermati tentang aktifitas fisik masyarakat. Survey yang dilakukan adalah melihat fasiltas olaharaga desa, dan salah satunya adalah lapangan voley dan lapangan sepak bola milik Desa Bajo.

Dari hasil survey, diharapkan bisa digalakan masyarakat untuk berkatifitas fisik dan olahraga. Sasarannya adalah untuk seluruh masyarakat, sehingga nantinya akan dibuat desai  tempat yang ramah dan aman bagi anak-anak. Program ini harapannya bisa memberikan kontribusi kesehatan bagi masyarakat melalui aktifitas fisik dan olahraga.

Dhanang Puspita dari Progran Studi Teknologi Pangan menjelakahi potensi pangan lokal yang dibudidayakan masyarakat Desa Bajo. Bahan pangan inilah yang menyokong ketahanan pangan sekaligus sumber perekonomian masyarakat, sebab 95% populasi warga Bajo adalah petani.

Survey yang dilakukan adalag untuk inovasi pangan dari hasil pasca panen pertanian. Di Bajo terkenal dengan padi organiknya, dan harapannya bisa diolah agar nilai ekonomi dan fungsionalnya bertambah. Produk rempah-rempah, buah lokal, berikut dengan tanaman pangan lainnya bisa dimanfaatkan untuk menjadi produk unggul desa sekaligus bisa menjadi sumber pendapatan masyarakat.

Pulung Nugroho selaku koordinator MBKM melakuka  survey untuk program kegiatan mahasiswa yang akan diturunkan di lapangan guna memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat. Harapannya mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman di luar kampus, yang menjadi bagian dari indikator kinerja utama univerisitas.

Desa Bajo yang disebut sebagai desa miskim ekstrim akan juga mendapat perhatian bagaimana mengetaskan kemiskinan. Setidaknya akan dibekali informasi dan pengetahuan untuk memanfaatkan sumber daya lokal di sana. Kegiatan ini nantinya bisa mendukung program SDGs untuk permasalahan kemiskinan, kesenjangan, pendidikan, dan Kesehatan.

Bagikan:
Facebook
Share
WhatsApp