Research Group 5

Fakultas Ilmu Kesehatan

Deskripsi

Roadmap penelitian ini disusun dengan target untuk berkontribusi membantu Negara mencapai Sumber Daya Manusia yang Cerdas, Sehat, Berani dan Berdaya Saing Tinggi, serta mendukung penerapan Industri 4.0 di Indonesia. Roadmap penelitian ini selaras dengan capaian Tujuan 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas) dalam SDGs – Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (1). Roadmap ini juga disesuaikan dengan Bidang 4 (Kemandirian Kesehatan) & Bidang 5 (Penguatan Pariwisata) dari 5 Bidang Fokus Penelitian Nasional yang tercantum dalam Buku Panduan Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat 2024 (2).

HUMAN BEHAVIOR & MOVEMENTS

Sumber daya manusia yang cerdas, sehat berani dan berdaya saing tinggi dibentuk melalui proses panjang pendidikan sejak usia dini yang kemudian membentuk perilaku, karakter, kebiasaan dan budaya dari setiap individu maupun populasi. Karakter, kebiasaan dan budaya mempengaruhi bagaimana seseorang atau suatu kelompok berperilaku, yang secara langsung menentukan bagaimana mereka bergerak baik secara individu maupun dalam kelompok. Kebiasaan dan budaya sangat menentukan prioritas dan keputusan yang diambil, termasuk keputusan dalam melakukan aktivitas fisik, memilih hobi, memilih pekerjaan yang berhubungan dengan performa fisik, keterlibatan dalam komunitas, pemilihan metode dalam pelaksanaan kerja, pemilihan bahan makanan, hingga pembelian barang dan jasa yang terkait pekerjaan atau kehidupan keluarga.

Penelitian dalam area ini berupaya untuk menemukan keterlibatan faktor-faktor genetik, lingkungan, dan perilaku yang mempengaruhi perkembangan, literasi fisik dan gerak dasar, serta implikasinya dalam pendidikan jasmani dan olahraga di masyarakat. Selanjutnya, parameter fisiologis terspesialisasi menjadi aspek penting dalam roadmap ini, dengan upaya untuk mengidentifikasi dan memahami respons fisiologis tubuh terhadap aktivitas fisik dalam konteks tertentu, seperti olahraga performa tinggi atau untuk keperluan rehabilitasi medis. Penelitian dalam area ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang adaptasi fisiologis tubuh terhadap latihan dan aktivitas fisik, serta untuk mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan kinerja dan meminimalkan risiko cedera terutama saat masyarakat yang masih sangat awam memulai untuk melakukan latihan fisik.

PERIODE SEBELUMNYA (2019-2024)

Pada periode sebelumnya beberapa penelitian terkait fisiologi olahraga telah berhasil dilakukan. Parameter denyut jantung telah berhasil dipelajari dan berhasil menemukan perbedaan antara fluktuasi frekuensi pada individu aktif & sedenter (3). Temuan tersebut menjadi tahap awal untuk pengembangan parameter denyut jantung. Untuk mempermudah penelitian denyut jantung, pengemasan metode hitungan Karvonen telah berhasil dilakukan dalam bentuk aplikasi android (4) dan tersedia di PlayStore dengan nama IEXC Intensity Calculator untuk versi berbayar dan IEXC Student untuk versi gratis yang dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk belajar. Penelitian fisiologi pada industri olahraga dan rekreasi telah berhasil dilakukan pula, terkait olahraga selam SCUBA & Freedive (5–7). Pendekatan Rekreasi awalnya ditujukan untuk membantu meningkatkan pemahaman tentang fisiologi yang terlibat dalam rangka manajemen keamanan dalam pelaksanaan olahraga rekreasi (8,9), namun Kelompok Riset 5 menemukan bahwa Pendekatan Rekreasi & Pariwisata berpotensi besar untuk menggerakkan masyarakat secara mandiri, dan menjadi peluang untuk mengaplikasikan instrumen-instrumen pengukur, pemantau dan evaluator aktivitas fisik yang selain dapat membuat aktivitas rekreasi menjadi lebih efisien dan aman, juga dapat menjadi media treatment kesehatan yang menyenangkan dalam bentuk rekreasi & wisata.

Kelompok Riset 5 juga meyakini bahwa menggerakkan masyarakat perlu digalakkan di dunia pendidikan, membuat aktivitas pendidikan olahraga menjadi menyenangkan dan membuat anak mau memupuk kebiasaan beraktivitas fisik di sekolah dengan harapan prestasi akademiknya juga terpengaruh positif. Untuk mewujudkan hal tersebut instrumen-instrumen ukur perlu dikembangkan. Pengembangan instrumen penilaian gerak motorik kasar sudah berhasil dilakukan (10). Instrumen-instrumen lain akan dikembangkan dan menjadi bagian dari roadmap ini. Keberadaan instrumen-instrumen tersebut diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan guru maupun siswa terhadap risiko cedera agar pelaksanaan olahraga di sekolah menjadi lebih aman dan menghasilkan dampak yang diharapkan (11). Selain instrumen-instrumen, manajemen yang tepat dalam pelaksanaan juga perlu dipelajari dan dikembangkan. Selanjutnya untuk memahami lebih mendalam mengenai sampai pada tingkat mana pendidikan di Indonesia telah berhasil menggerakkan masyarakat muda dan memupuk kebiasaan aktivitas fisik yang baik, diperlukan data dari populasi yang luas dan variatif sehingga dapat menunjukkan makna tertentu. Oleh karena itu diperlukan database untuk menampung seluruh data kondisi fisik, literasi fisik dan gerak masyarakat.

SUB TOPIK 1 - STUDI LITERASI FISIK (TKT RENDAH)

Kehidupan Sehat dan Sejahtera sangat erat kaitannya dengan kebiasaan bergerak dan budaya aktivitas fisik yang secara langsung mempengaruhi keluasan Literasi Fisik. Saat ini belum diketahui secara terperinci bagaimana kondisi fisik dan literasi fisik masyarakat Indonesia jika ditinjau dari tingkatan usia, suku / ras, lokasi geografis tempat tinggal, budaya setempat, tersedianya akses pada sumber daya alam, dan faktor-faktor lainnya. Salah satu tujuan roadmap penelitian ini berusaha menemukan jawaban seberapa luas literasi fisik masyarakat Indonesia, bagaimana karakteristik gerak dasar yang telah dicapai masyarakat sesuai tingkatan usia, dan apakah tumbuh kembang serta kemampuan motoriknya telah sesuai dengan capaian yang seharusnya. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian untuk menghimpun Big Data tentang Literasi Fisik masyarakat dari berbagai daerah dan dikumpulkan dalam sebuah database dan diperbarui secara periodik. Dari database tersebut akan dapat diketahui capaian-capaian literasi fisik dari berbagai daerah, dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya, serta dapat menjadi acuan bagi otoritas yang berwenang untuk menentukan atau merumuskan program tertentu terkait aktivitas fisik. Pembuatan database tersebut akan dilakukan pada tahap awal roadmap pada TKT rendah untuk digunakan sebagai acuan dalam perumusan penelitian pada TKT selanjutnya. Penelitian Literasi Fisik dan pembuatan database dipimpin oleh Bapak Cahyo Wibowo, M.Pd., AIFO-P berkolaborasi dengan ibu Sanfia Tesabela Messakh, M.Ed.

SUB TOPIK 2 - STUDI PEMBEBANAN FISIK & FISIOLOGI TERSPESIALISASI (TKT RENDAH)

Individu yang tidak aktif secara fisik (sedenter) cenderung memiliki performa fisiologi yang kurang, kebugaran yang rendah dan risiko tinggi penyakit kardiometabolik. Untuk menciptakan budaya aktif secara fisik selain diperlukan Pendidikan Berkualitas sejak dini, juga diperlukan parameter-parameter yang dapat dijadikan acuan untuk merencanakan, memantau dan mengevaluasi aktivitas fisik yang dilakukan. Sama halnya dengan anak yang baru mulai belajar bersepeda, demikian pula orang dewasa maupun lansia sedenter yang baru mulai belajar membiasakan aktivitas fisik. Aktivitas yang dilakukan harus terukur, dapat dikendalikan, dapat dipantau dan dievaluasi, sehingga pelakunya akan memahami kapan waktu untuk meningkatkan, kapan waktu untuk menurunkan dan kapan waktu untuk istirahat. Segala bentuk aktivitas fisik memiliki pembebanan yang berbeda-beda dan berdampak berbeda pada tubuh serta menyebabkan adaptasi fisiologis yang berbeda. Selain itu jenis aktivitas fisik yang dilakukan akan menyebabkan fisiologi menjadi terspesialisasi. Masyarakat yang rutin melakukan aktivitas fisik aerobik (renang, lari, bersepeda) mengalami spesialisasi fisik yang berbeda dengan masyarakat yang menekuni olahraga anaerob (angkat beban, beladiri, dsj), demikian pula dengan masyarakat yang menekuni jenis olahraga apnea seperti pada selam bebas (freediving). Perbedaan adaptasi fisiologis menyebabkan spesialisasi fisik secara berbeda dan berdampak pada perbedaan kemampuan fisik. Namun belum diketahui seberapa jauh perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat adaptasi fisiologis jangka panjang.

Norma standar dari parameter-parameter fisiologis berdasarkan fisiologis yang terspesialisasi perlu diperoleh terlebih dahulu. Penelitian untuk menemukan norma standar dari masing-masing parameter terspesialisasi dilakukan pada TKT rendah, seiring dengan pembuatan database literasi fisik. Norma standar yang diperoleh juga merupakan persiapan dasar pembebanan dari penelitian intervensi yang akan dilakukan pada TKT selanjutnya. Intervensi akan dilakukan pada populasi yang membutuhkan, baik berdasarkan data yang diperoleh dari database literasi fisik, pada pasien penyakit kardiometabolik yang memerlukan terapi latihan fisik, pada klub olahraga yang menjalankan fungsi pembibitan atlet (mengacu pada Desain Besar Olahraga Nasional / DBON), pada lansia dalam rangka pencegahan degradasi kognitif maupun sarkopenia (12), serta populasi atau kasus lain yang mungkin akan diangkat oleh pihak eksternal sebagai kerjasama penelitian (joint research). Studi pembebanan fisik didasarkan pada beban mekanika gerak berdasarkan kinesiologi & biomekanika tubuh manusia ketika melakukan aktivitas gerak tertentu. Termasuk beban yang berasal dari tubuh sendiri seperti massa tulang dan lemak, serta beban bawaan yang mungkin dikenakan dalam aktivitas fisik. Penelitian pembebanan fisik dan fisiologi terspesialisasi dipimpin oleh Bapak Kukuh Pambuka Putra, S.Or., M.Kes, dan berkolaborasi dengan Ibu Angkit Kinasih, M.Pd.

SUB TOPIK 3 - STUDI MANAJEMEN PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI DALAM POPULASI (TKT RENDAH)

Kelompok Riset 5 meyakini bahwa Kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di sekolah menjadi media implementasi program yang dapat langsung menjangkau anak-anak berdasarkan tingkatan usia dalam skala yang luas. Pembebanan fisik yang terintegrasi dalam kurikulum maupun ekstrakurikuler adalah aspek penting lainnya yang diselidiki dalam roadmap ini, dengan penelitian yang ditujukan untuk memahami bagaimana pembebanan fisik diterapkan dalam tingkatan usianya secara terjadwal di sekolah. Penelitian dalam area ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang strategi untuk mengelola pembebanan fisik secara efektif disesuaikan dengan tingkatan usia, termasuk identifikasi faktor risiko dan pengembangan intervensi untuk mencegah cedera dan mengoptimalkan capaian literasi fisik yang seharusnya diperoleh. Dengan demikian evaluasi dan pengembangan kurikulum dapat dilakukan untuk menyediakan Pendidikan Berkualitas terutama yang berkaitan dengan aspek budaya gerak dan potensinya di sekolah. Budaya gerak di sekolah juga akan dipelajari korelasinya dengan aspek kesehatan mental. Bagaimana kurikulum dan ekstrakurikuler diberlakukan, bagaimana beban yang diterima peserta didik, beban kerja yang dialami guru dan dampaknya terhadap kesejahteraan mental siswa maupun guru. Studi manajemen program pendidikan jasmani dalam populasi, dipimpin oleh Ibu Priska L. S. Pulungan, M.M., berkolaborasi dengan Bapak Dennys Christovel Dese, MBA.

RISET PENGEMBANGAN - DIGITALISASI INSTRUMEN (TKT SEDANG)

Setelah database dibuat, norma standar pembebanan terspesialisasi telah diperoleh dan bagaimana implementasi program pendidikan jasmani dalam kurikulum saat ini telah dipahami, ketiganya akan dikemas dalam bentuk instrumen digital untuk memudahkan analisis dan pemanfaatan. Pengemasan dilakukan dalam beberapa opsi, yaitu berbasis aplikasi android, berbasis perangkat lunak windows/linux/macOS atau berbasis web dengan hosting pada sistem tertentu. Penentuan bentuk digitalisasi instrumen akan berbeda-beda setiap produk berdasarkan ukuran, kerumitan dan target pemanfaatannya. Instrumen yang telah dikemas kemudian akan digunakan dalam penelitian-penelitian pada TKT sedang. Digitalisasi instrumen akan dilakukan dengan melibatkan profesional di bidang tersebut karena keterbatasan skills dari peneliti kelompok riset 5 dalam hal tersebut.

Digitalisasi instrumen tidak terbatas pada perangkat lunak, namun juga akan dilakukan dalam bentuk perangkat keras bergantung pada mana yang lebih efisien dan aplikatif mengingat bahwa penerapan instrumen dalam konteks olahraga memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Sebagai contoh Dive Computer (komputer penyelaman) yang dapat memantau kondisi fisiologis tubuh, status penggunaan dan cadangan udara dalam tabung, serta memberi sinyal tertentu jika tubuh melakukan gerakan atau manuver yang berbahaya. Dive Computer merupakan perangkat keras elektronik yang diperlukan di bawah air sehingga harus memiliki ketahanan terhadap tekanan air. Contoh lain seperti perangkat lunak Kinovea yang digunakan untuk melakukan analisis gerak 2 dimensi menggunakan sumber video. Kinovea dapat digunakan untuk melihat dan menganalisis gerakan-gerakan tubuh yang terjadi sangat cepat dalam aktivitas olahraga. Target dari digitalisasi instrumen ini adalah menciptakan instrumen-instrumen fungsional berbasis teknologi seperti yang disebutkan di atas.

HILIRISASI - PROTOTYPING, INTERVENSI POPULASI & INDUSTRIALISASI (TKT SEDANG-TINGGI)

Roadmap ini menguraikan berbagai teknologi dan metode yang diterapkan pada tiga tingkatan kemajuan teknologi (TKT) yang berbeda. Pada TKT rendah, teknologi yang digunakan meliputi big data, aplikasi digital, dan intervensi program. Fokus utamanya adalah pada pengumpulan dan analisis data besar serta pengembangan aplikasi digital untuk mendukung penelitian dan intervensi program. Di TKT sedang, perhatian beralih ke prototyping dan intervensi populasi. Tahap mencakup pengembangan model prototipe untuk produk serta implementasi intervensi yang ditargetkan pada populasi tertentu. Sementara itu, di TKT tinggi, fokusnya adalah pada industrialisasi yang akan bekerja sama dengan pelaku industri dengan sistem Original Equipment Manufacturer (OEM) atau Makloon. Pada tahap ini, teknologi dan metode digunakan untuk mengintegrasikan hasil penelitian ke dalam proses industri yang ada atau menghasilkan produk bernilai ekonomi yang dapat dijual secara massal dan berkontribusi dalam menggerakkan roda perekonomian. Dengan demikian, roadmap ini memberikan arahan yang jelas tentang penggunaan teknologi dan metode yang sesuai dengan tingkat kemajuan proyek, memastikan efisiensi dan kesesuaian dalam pengembangan dan implementasi solusi.

Ketiga TKT mencerminkan progresivitas roadmap dalam menghasilkan produk-produk yang semakin kompleks dan berskala luas. Mulai dari tahap awal dengan fokus pada pengumpulan data dan pengembangan aplikasi yang lebih sederhana, kemudian berlanjut ke tahap pengembangan program dan kurikulum yang lebih kompleks, hingga tahap akhir di mana produk-produk yang dihasilkan memiliki dampak yang lebih signifikan dalam mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat secara keseluruhan. Produk-produk ini merupakan hasil dari kolaborasi antara para peneliti, pengembang, dan praktisi dalam menciptakan solusi yang inovatif dan efektif untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Dengan demikian, roadmap ini memberikan arah yang jelas dalam pengembangan produk-produk yang dapat menghasilkan dampak positif dalam bidang kesehatan fisik dan perilaku gerak masyarakat.

Salah satu daya tarik yang dapat meningkatkan keberhasilan dalam menggerakkan masyarakat adalah dengan pendekatan Rekreasi dan Pariwisata. Produktivitas masyarakat sangat ditentukan oleh kebugaran fisik dan kesehatan mental masyarakat. Masyarakat yang mengalami kelelahan memerlukan intervensi untuk menyegarkan kembali fisik dan mentalnya (Rekreasi) dengan cara yang beragam. Rekreasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk pariwisata berbasis olahraga. Aktivitas fisik dengan tujuan olahraga rekreasi dapat menjadi salah satu bentuk treatment untuk memulihkan kondisi fisik & mental maupun untuk mempertahankannya (13–15). Namun setiap bentuk aktivitas rekreasi mengandung pembebanan fisik dan memerlukan keterampilan tertentu.

Pada TKT Sedang-Tinggi, penelitian juga akan dilaksanakan dengan Pendekatan Rekreasi. Intervensi dan pengembangan produk kurikulum, program pembebanan dan instrumen lainnya disusun sedemikian rupa untuk tetap memberikan rasa senang, nyaman dan aman bagi penggunanya untuk meningkatkan potensi pemanfaatan secara sukarela (penerimaan dalam masyarakat). Pendekatan rekreasi dilakukan pada bidang pendidikan dalam konteks optimalisasi tumbuh kembang dengan cara yang menyenangkan (sekolah, akademi, ekstrakurikuler, komunitas, dsb), olahraga permainan dalam konteks pembibitan atlet dengan tingkat stres rendah (basket, sepakbola, bulutangkis, renang, selam, dan cabang olahraga lain), serta olahraga rekreasi dengan tingkat risiko tinggi seperti olahraga air (renang & selam), olahraga dirgantara (paralayang & skydive), olahraga alam bebas (lintas alam, caving, rafting) dan olahraga kecepatan tinggi (race) yang semuanya mengharuskan kondisi fisik yang sangat baik. Pendekatan rekreasi akan memperbesar potensi terciptanya produk-produk bernilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga rekreasi sehingga masyarakat akan secara mandiri tergerak untuk melakukan aktivitas fisik dan latihan fisik agar dapat menjalankan olahraga rekreasi tertentu, hingga melakukan pembelanjaan dan langganan produk tertentu yang secara langsung memutar roda perekonomian di areanya. Dengan demikian diharapkan Penguatan Pariwisata dapat tercapai dan dapat menjadi salah satu penggerak ekonomi terbesar bagi negara.

REFERENSI
  1. Bappenas. https://sdgs.bappenas.go.id/. 2023. SDGs KNOWLEDGE HUB, Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
  2. Kemendikbudristek D. Buku Panduan Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat 2024. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; 2024.
  3. Putra KP, Agustina V, Ardha MA Al, Zebua JPE. The heart rate frequency of active individuals is lower than sedentary individuals during anaerobic physical activity (study on males 18-24 years old). Journal Of Sport Education (JOPE) [Internet]. 2023 Nov 18 [cited 2023 Dec 18];5(2):113–23. Available from: https://jope.ejournal.unri.ac.id/index.php/jope/article/view/8082
  4. Putra KP. Android-Based Heart Rate Calculator Software Simplify Calculation of Karvonen Formula. In: The 14th International Nursing Conference. Surabaya: Faculty of Nursing, Airlangga University; 2023. p. 193–7.
  5. Putra KP, Triandhini RLNKR, Wicaksana A, Messakh ST. Body fat levels and its negative correlation to apnea duration. Jurnal Keolahragaan [Internet]. 2022 Apr 25 [cited 2022 Jul 18];10(1):110–7. Available from: https://journal.uny.ac.id/index.php/jolahraga/article/view/48131
  6. Putra KP, Karwur FF, Hidayati NW. VO2max Berkorelasi Negatif dengan Kemampuan Tahan Nafas (Apnea). JOSSAE : Journal of Sport Science and Education [Internet]. 2020 Oct 31 [cited 2021 May 27];5(2):139. Available from: http://journal.unesa.ac.id/index.php/jossae/indexhttp://dx.doi.org/10.26740/jossae.v5n2.p139-147
  7. Putra KP, Pratama RP, Nugroho KPA. Kapasitas Vital Paru Berkorelasi Positif dengan Kemampuan Tahan Nafas pada Laki-Laki Usia 19-25 Tahun. JOSSAE : Journal of Sport Science and Education [Internet]. 2020 Apr 29 [cited 2020 Jun 29];5(1):25. Available from: https://journal.unesa.ac.id/index.php/jossae/article/view/7747
  8. Putra KP, Arbanto B, Kinasih A, Ardha MA Al. Challenges encountered by novice divers in their initial four open water dives of certification programs. Journal Of Sport Education (JOPE) [Internet]. 2023 Jul 14 [cited 2024 Apr 4];5(2):91–102. Available from: https://jope.ejournal.unri.ac.id/index.php/jope/article/view/8083
  9. Arbanto B, Putra KP, Ardha MA Al. Perbedaan tingkat keberhasilan 3 metode ekualisasi pada penyelam terlatih di lingkungan air tawar. Jurnal Keolahragaan [Internet]. 2018 Sep 22 [cited 2022 Oct 7];6(2):193–9. Available from: https://journal.uny.ac.id/index.php/jolahraga/article/view/21560
  10. Wibowo C, Christovel Dese D, Eko Nopiyanto Y. Developing a precise gross motor skills assessment instrument for elementary school students (ages 7-9). 2024;
  11. Wibowo C, Dese DC, Manantuada R, Nopiyanto YE. Knowledge Level of Junior High School Teachers in North Morowali Regency Central Sulawesi on Early Treatment of Injury. Kinestetik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani [Internet]. 2022 Dec 31 [cited 2024 Apr 4];6(4):773–80. Available from: https://ejournal.unib.ac.id/kinestetik/article/view/24475
  12. Pambuka Putra K, Tesabela Messakh S, Doni Adhitya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Y, Kristen Satya Wacana U. Cognitive Function Differences on Elderlies (> 50 years) Examined from Daily Physical Activity Intensity Differences. Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga [Internet]. 2019 Sep 2 [cited 2024 Apr 4];4(2):133–41. Available from: https://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/article/view/1904024
  13. Wibowo C, Hulu AP, Dese DC. Phenomenological Study: Recreational Sports in Urban Society. Indonesian Journal of Sport Management [Internet]. 2023 Oct 31 [cited 2024 Apr 4];3(2):189–97. Available from: https://ejournal.unma.ac.id/index.php/ijsm/article/view/6978
  14. Wibowo C, Messakh ST, Tarigan RA. The meaning of recreational sports for modern society as a lifestyle to stay active and fit. Journal Of Sport Education (JOPE) [Internet]. 2023 Dec 24 [cited 2024 Apr 4];6(1):1–18. Available from: https://jope.ejournal.unri.ac.id/index.php/jope/article/view/8169
  15. Messakh ST, Prasetyo YW, Putra KP. Studi Perilaku Rekreasi Masyarakat RT 03 RW 02 Dukuh Menjing Kabupaten Karanganyar Selama Pandemi Covid-19. JOURNAL OF HUMAN HEALTH [Internet]. 2022 May 1 [cited 2024 Apr 4];1(2):61–9. Available from: https://ejournal.uksw.edu/johh/article/view/6142