Indonesia sebagai negara maritim memiliki kekayaan laut yang melimpah. Sebuah potensi yang sangat sayang jika tidak dikelola dengan baik. Mahasiswa UKSW banyak yang berasal dari daerah-daerah yang memiliki perairan laut. Mereka yang menimba ilmu di UKSW diharapkan memiliki nilai tambah dengan memiliki kemampuan yang mendukung potensi daerahnya. Menyelam adalah salah satu kemampuan yang tidak banyak dimiliki sebagian besar orang, karena harus memiliki kualifikasi dan lisensi.
Sejak setahun terakhir ini Fakultas Ilmu Kesehatan merintis olah raga selam untuk diajarkan kepada mahasiswanya. Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi sudah mendapatkan materi selam dalam salah satu mata kuliahnya. Banyaknya minat terhadap selam, maka FIK membuat KBM selam yang berada di bawah fakultas untuk memfasilitasi minat mahasiswa.
Selam sebagai salah satu olahraga beresiko tinggi tentunya memerlukan penanganan yang ketat. Beberapa pelatihan dan sertifikasi sudah dilakukan. Untuk menambah pengetahuan tentang dunia selam, Kamis 29 September 2016 Prodi Ilmu Keperawatan mengundang instruktur selam dari SSI (Scuba School International), Bonifacius Arbanto, S.T., M.Si yang setahun yang lalu juga pernah memberikan kuliah tamu. Pada kegiatan ini dilakukan pelatihan penanganan kegawat daruratan pada saat aktivitas penyelaman. Materi yang diajarkan meliputi; First Aid Kit, CPR, dan Oxygen Provider.
Kegiatan ini dibagi menjadi 2 tahap, yakni praktik lapangan ada di kolam renang Muncul, dan praktik ruangan di laboratorium Klinik Bedah di FIK UKSW. Dengan menggunakan pantom (replika manusia), peserta diajarkan bagaimana menolong korban tenggelam hingga korban yang tidak sadarkan diri. Pelatihan ini juga didukung oleh dosen Ilmu Keperawatan yakni Treesia Sujana, M.N dan Arwyn W.N, M.A untuk aspek medisnya. Peserta tidak hanya dari FIK UKSW, tetapi juga dihadiri dari KBM Selam Red Fish dari UNDIP-Semarang. Diharapkan peserta tidak hanya bisa menyelam dengan cara yang aman dan bisa menolong jika terjadi suatu kecelakaan.