Dhanang P, M.Si sebagai moderator membuka dengan gambaran tentang luasnya perairan Indonesia yang menjadi potensi sebagai ladang rumput laut. Namun, ironis dibalik melimpahnya produksi rumput laut, pasar belum optimal menyerapnya. Lewat seminar ini akan menjelaskan bagaiamana tentang pengolahan rumput laut pasca panen, agar meningkatkan nilai tambahnya, baik kualitas dan nilai jualnya.
Windu Merdekawati, S.Kel, M.Si memaparkan paparanya yang berjudul “Seaweed from the Ocean to the Table”. Paparanya menjelaskan tentang sejarah awal mula rumput laut di dunia, lalu berkembang di beberapa negara hingga ke Indonesia. Selain tentang paparan sejarah rumput laut, juga dijelaskan tentang bagaimana proses rumput laut berserta bermacam-macam produknya. Rumput laut tidaknya menjadi bahan pangan, tetapi juga bisa menjadi bahan kosmetika, dan farmasi.
Pemapar berikutnya adalah Damar Bayu Murti, S.Kel, M.Sc yang memaparkan Rumput Laut dan Pengolahnnya. Dia memaparkan tentang teknis bagaimana rumput laut diolah menjadi beragamam produk, baik yang masih mentah, setengah jadi hingga produk jadi. Dalam paparannya juga ditunjukan teknik-teknik mengolah rumput laut secara praktis, sehingga bisa secara langsung diperoleh nilai tambahnya.
Akhir dari presentasi kedua penyaji adalah sesi tanya jawab. Ir. Ferry Karwur, M.Sc., Ph.D selaku dekan FIK menanyakan tentang bagaimana rumput laut mempu mengubah sudut pandang tentang kebiasaan makan suatu negara seperti Jepang, yang konsumsi rumput lautnya begitu tinggi. Pertanyaan juga muncul dari Junet da Costa, M.Si yang menanyakan tentang keberagaman olahan rumput laut dan bagaimana membiasakan orang untuk mengonsumsi rumput laut. Pukul 16.00 wib seminar berakhir, dan disimpulkan bahwa rumput laut menjadi potensi dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia dengan lahan perairan yang sangat luas, tinggal mengolah dan membudayakan mengonsumsinya saja.