
Salah satu esensi dari kurikulum OBE (Outcome by Education) adalah mahasiswa bisa melalukan apa dari ilmu yang dipelajari. Program Studi Teknologi Pengan menerapkan kurikulum tersebut untuk menjawab kebutuhan dunia kerja, baik menjadi profesional ataupun wirausaha. Dengan demikian sejak awal mahasiswa sudah diarahkan sesuai dengan bakat, minat, sehingga akan menjadi sosok yang bertalenta unggul.

Contoh dari implementasi OBE adalah mahasiswa sejak awal perkuliahan dikenalkan dengan talenta yang dimiliki dan terus digali. Pembelajaran di ruang kelas dan praktikum di laboratorium akan menjadi pondasi dan penopang dari talenta mahasiswa. Talenta tidak hanya sekedar anugerah, tetapi bisa diciptakan dan didesain menjadi bentuk kepakaran dan keahlian.

Indah, Rico, dan Zaky tiga mahasiswa yang tertarik dengan kopi. Tidak ada yang aneh bagi Gen Z, tentang ketertarikannya pada dunia kopi. Hampir di setiap sudut kota menjamur kafe-kafe yang menjajakan kopi, bahkan di desa dan pelosok dapat dengan mudah ditemukan kedai kopi. Di e-commerce atau toko online, bersebaran ragam produk kopi dengan aksesorisnya. Tahun 2025, mungkin menjadi awal tahun yang baik bagi bisnis kopi, karena harga yang terus melonjak seiring permintaan yang meningkat.
Mereka yang memutuskan berkubang dengan kopi, oleh dosennya tidak dikenalkan tentang seduhan kopi. Mereka diajak belajat dari tanah dan benih kopi, lalu ditanam hingga menghasilkan bunga yang menjadi cerry merah siap petik.

Tahap krusial bagi kopi adalah pascapanen. Mahasiswa diajak mengenal dan mempelajari proses pengolahan kopi. Mereka diajak memetik kopi, mengsortir kopi, pulping, fermentasi, menjemur, hingga dilakukan sangrai/roasting. Mereka diajak untuk melakukan riset dan pengembangan proses pascapanen kopi, salah satunya pelibatan mikroorganisme yang berperan dalam penambahan citarasa dan aroma kopi.

Pascapanen hanyalah awal dari sebuab kopi yang berkualitas, sebab mereka juga harus bisa menilai kopi. Mereka disekolahkan lagi dengan mengambil sesi roasting dan brewing, serta cupping. Mereka diajak mengenal kopi secara holostik dan komprehenfis, yakni mendalami dan memahami hubungan kombinasi kopi agar menghasilkan produk specialty. Hal yang tidak kalah penting dan menjadi pamungkas, mereka harus bisa menjual kopi sampai terbeli dengan harga yang maksimal, itu yang terpenting.

Program Studi Teknologi pangan tidak hanya sebatas kopi, ada kepakaran lain yang bisa dipelajari seperti menjadi ahli roti, pangan fermentasi, analis pangan, RnD produk, desain kemasan, dan masih banyak lagi talenta-talenta yang bisa dikembangkan di Teknologi Pangan. Yang pasti, sejak awal mereka harus memiliki satu kepakaran sebagai talenta unggulnya, sebab itu yang akan melekat dalam perjalanan setelah mereka sah menjadi Sarjana Teknologi Pangan.