
Desa Batur di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang adalah salah satu desa binaan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana. Desa dengan 19 dusun dan penduduk sekitar 7200 jiwa ini memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah. Selain sektor pertanian, sektor peternakan terutama susu sapi menjadi pemasukan ekonomi bagi warga Desa Batur. Dalam satu hari, rerata warga Desa batur memanen susu sapi 14 – 20 liter dengan harga jual Rp 4.500,00. Menjadi permasalah adalah saat susu sapi dari peternak ini ditolak oleh koperasi karena tidak memenuhi standar kualitas, diantaranya berat jenis dan susu yang pecah atau rusak. Susu yang ditolak ini, oleh peternak akan dibuang begitu saja.

Program Studi Teknologi Pangan dan Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan melihat permasalahan ini menjadi sebuah peluang baru. Susu yang ditolak oleh koperasi karena berat jenisnya kurang atau sudah pecah masih bisa dimanfaatkan selama belum rusak. Dalam kesempatan ini 25 Oktober 2016, FIK-UKSW mengadakan pengabdian masyarkat yang dilakukan oleh Prodi Teknologi Pangan dan Ilmu Gizi dengan pelatihan bertajuk “Produk Olahan Berbasis Susu”.
Dalam sambutanya, Kaprodi Teknologi Pangan yakni Venny Santosa, M.Si., Ph.D mengatakan “susu yang ditolak bukan karena rusak bisa dimanfaatkan kembali menjadi produk makanan yang bergizi, bervariasi, aman, dan murah”. Dalam kesempatan yang sama, ketua penggerak PKK Desa Batur, Wiwik Setyowati menyambut baik kegiatan ini dan berharap terus berlanjut untuk mendukung UMKM Desa Batur. Hal senada juga disampaikan Ibu Purwati, seorang peserta pelatihan dari Dusun Senden dan dia mengatakan “kalau bisa dilakukan pelatihan secara rutin ditiap-tiap dusun bersamaan dengan kegiatan PKK setiap hari senin legi”.
Kegiatan yang dihadiri oleh 23 peserta yang merupakan perwakilan dari ibu-ibu PKK masing-masing dusun mendapat pelatihan pembuatan tahu susu dan krupuk susu. Variasi makanan ini berasal dari susu, baik susu yang masih segar atau susu yang ditolak oleh koperasi, sehingga tidak terbuang sia-saia. Mayer mahasiswa dari prodi Teknologi Pangan memberikan simulasi pembuatan tahu susu, sedangkan Mutia yang juga dari Prodi Teknologi Pangan memberikan pelatihan pembuatan krupuk susu. Antusisme peserta pelatihan terlihat manakala mereka mencicipi produk olahan yang sudah jadi. Sebagai tindak lanjut, peserta diberikan resep pembuatan produk ini dan harapannya bisa dipraktikan di rumah atau dibagian informasi ke ibu-ibu PKK yang lain. Kedepannya kegiatan ini akan terus berlanjut dengan pelatihan produk makanan dengan variasi yang lain dengan melihat potensi lokal yang ada di Desa Batur.