Tekpang UKSW Hadiri Sarasehan Salatiga Gastronomy Tourism

Salatiga sebagai kota tertua di Indonesia setelah Palembang dan sudah berusia 1.273 tahun. Dari era kerajaan, kolonial, hingga pasca kemerdekaan masih tersimpan bukti-bukti tinggalan sejarahnya. Makanan adalah salah satu material yang melekat bersama sejarah, karena menjadi sumber kehidupan pelaku sejarahnya.

Berbicara makanan atau kuliner Salatiga, tidak hanya melihat sajian yang siap disantap. Ada sisi yang acapkali tersembunyi atau tidak tersentuh bagi para penikmat makanan di Salatiga, yakni apa dan dari mana bahan bakunya, bagaimana proses pembuatannya, bagaimana makanan itu dikemaas, disimpan, hingga disajikan, hingga nilai-nilai dan kisah yang dimaknai dari proses-proses tersebut. Jika rangkaian itu disantukan akan menjadi mozaik kuliner yang menjadi atraksi wisata, yang disebut dengan wisata gastronomi (gastronomi tourism).

Salatiga yang multi budaya, memiliki kekayaan untuk menyajikan wisata gastronomi kepada para pelancong. Saat ini yang dibutuhkan adalah rasa memiliki, dan kemampuan mencari mozaik-mozaik yang tercecer tersebut dan merangkai menjadi sajian yang utuh dan lengkap. Pelancong tidak sebatas memanjakan lidah dan kenyang, tetapi memiliki cerita dari setiap proses makanan itu dibuat dan paham makanan ini menjadi apa di dalam tubuh mereka.

Program studi Teknologi Pangan UKSW mendukung Salatiga yang sedang diusulkan menjadi destinasi Gastronomy Tourism dengan memberikan pendampingan kepada Masyarakat Duta Gastromi Salatiga. Adapun pendampingan yang sudah dilakukan melalui program Klinik UMKM adalah; pelatihan UMKM berkaitan dengan ijin usaha, inovasi produk dan pengolahan, pengemasan, dan uji proksimat/nilai gizi. Kegiatan lain yang sudah dilakukan, bekerja sama dengan dinas Koprasi untuk pelatihan begi pelaku UMKM. Dengan demikan, Teknologi Pangan akan mendukung MDGS dari berbagai aspek guna mendukung usaha dan mewujudkan cita-cita Salatiga sebagai Kota Gastronomi Tourism.

Bagikan:
Facebook
Share
WhatsApp